Sunday, September 25, 2016

PLTS kapasitas 150 KW di Maybrat Papua Barat


Sorong (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 150 kilowatt di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.

"Pembangunan PLTS di Kabupaten Maybrat dilaksanakan tahun ini di tiga lokasi yang sudah disiapkan Pemkab setempat," katanya saat peluncuran Program Indonesia Terang di Kabupaten Maybrat pada Kamis (21/4)," kata Bupati Maybrat Karel Murafer di Sorong, Sabtu.

Dia mengatakan, pembangunan PLTS berkapasitas 150 KW di Kabupaten Maybrat tersebut merupakan Program Indonesia Terang yang tujuannya guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia.

Pembangunan PLTS di Kabupaten Maybrat tersebut ditargetkan tuntas pada akhir tahun ini. Namun jika terjadi keterlambatan pembangunan masyarakat harus dimaklumi karena medan daerah tersebut cukup sulit.

Program Indonesia Terang bukanlah sebuah proyek Kementerian ESDM tetapi suatu gerakan Indonesia untuk menjawab kebutuhan listrik masyarakat yang ada di pedesaan daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.

Dijelaskan, listrik adalah kebutuhan utama dan apabila seluruh kampung Kabupaten Maybrat telah dialiri listrik 24 jam, maka sudah pasti masyarakat akan memanfaatkannya sebagai pendukung berbagai usaha ekonomi guna meningkatkan pendapatan mereka.

Bupati Maybrat Karel Murafer yang memberikan keterangan pada kesempatan terpisah, mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat kampung di wilayah Maybrat belum menikmati listrik 24 jam.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Maybrat mendukung penuh Program Indonesia Terang yang dicanangkan Presiden Jokowi melalui Kementerian ESDM.

"Kami berharap Program Indonesia Terang membangun PLTS berkapasitas 150 KW di Kabupaten Maybrat berjalan dengan baik sehingga seluruh kampung dapat dialiri listrik 24 jam," katanya.

Dubai akan bangun PLTS 1.000 MW

Dubai (ANTARA News) - Dubai mengumumkan pada Kamis (2/6) rencana untuk membangun sebuah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 1.000 megawatt (MW) sebelum 2030, tahun yang mereka tergetkan untuk beralih ke energi terbarukan guna memenuhi 25 persen kebutuhan listrik.

Tahap pertama pembangunan PLTS tersebut ditargetkan untuk menghasilkan 200 MW pada April 2021, kata Otoritas Air dan Listrik Dubai (Dubai Water and Electricity Authority /DEWA).

"Proyek ini akan jadi PLTS terbesar di dunia," kata  kepala DEWA Saeed al-Tayer, seperti dilaporkan AFP.

Otoritas listrik itu sedang mencari perusahaan swasta untuk membangun dan mengoperasikan PLTS tersebut dan menjual listrik ke perusahaan publik yang bergerak di bidang distribusi.

Dubai membuka sebuah pembangkit listrik 13 MW pada Oktober 2013, sementara satu pembangkit listrik lainnya diperkirakan akan mulai beroperasi pada April 2017, dengan kapasitas 200 MW. 

Menentukan data radiasi matahari bulanan dan tahunan dari data AWS

Dari posting sebelumnya telah didapatkan data radiasi matahari harian yang satuannya berupa W/m2 atau bila satuannya dijadikan kWh/m2 maka nilai data tersebut dibagi 1.000

Data radiasi matahari harian ini kurang bermakna dan belum berguna karena hanya menampilkan data pada satu hari tertentu saja. Data yang sering digunakan dan dijadikan rujukan untuk perhitungan ialah data radiasi tahunan. Untuk mendapatkan data radiasi matahari tahunan suatu daerah harus ditentukan dahulu data bulanannya. Sejumlah alat bantu berupa hardware atau software telah banyak dikembangkan untuk mengolah data ini secara otomatis. Adapun pengolahan data dari sumber radiasi matahari harian yang dibahan disini berupa cara penjumlahan manual menggunakan worksheet Ms excel.

Data radiasi matahari harian yang telah didapatkan dibariskan dari tanggal 1 sampai tanggal 30 atau akhir setiap bulan dan dirata-ratakan sehingga didapatlah data radiasi matahari harian setiap bulannya.


Dari data radiasi rataan bulanan tersebut kemudian dibariskan lagi dari Januari sampai Desember untuk mendapatkan data radiasi matahari tahunan.


Sekian semoga bermanfaat.

Saturday, September 24, 2016

Mengolah data radiasi matahari dari data AWS


Data yang tersedia dari data AWS masih berupa data mentah yang berbentuk teks dan tersusun dari sejumlah data cuaca, sehingga untuk dapat dipergunakan harus diekstrak atau diolah terlebih dahulu. Adapun prosedur yang dilakukan penulis dalam mengolah data AWS tersebut sebagai berikut:
  1. Konversikan terlebih dahulu file data ke dalam pengolah data worksheet seperti Ms.Excel
  2. Ada tiga jenis data seputar radiasi matahari, yaitu pada kolom S,T dan U, cari kolom T dengan label atas [Solar rad.] yang berisi data radiasi matahari.
  3. Kolom T tersebut tidak memiliki satuan, namun karena nilainya berkisar dari 0 sampai sekitar 900, maka dapat dianggap bahwa satuannya berupa W/m2
  4. Bersama dengan kolom T, copy atau pindahkan juga kolom A dan B yang masing-masing berisi tanggal dan waktu ke worksheet yang baru. Pemindahan pada worsheet baru akan memudahkan untuk membaca dan bertujuan agar tidak tumpang tindih dengan data-data lainnya
  5. Setelah tiga kolom T tersebut dipindahkan kemudian sortir atau hapus baris yang tidak diperlukan seperti data yang berisi radiasi pada waktu sebelum pukul 06.00 dan sesudah pukul 18.00, data tersebut sangat kecil nilainya dan sering berisi 0, oleh karenanya dapat diabaikan. Dengan demikian kita hanya mempergunakan data dengan rentang waktu dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00
  6. Untuk mendapatkan nilai rata-rata radiasi harian (dalam Wh/m2), jumlahkan (mempergunakan Sum) data tersebut kemudian bagi 4 (karena data merupakan interval setiap 1/4 jam) seperti pada gambar 1.
  7. Untuk mendapatkan nilai rata-rata radiasi harian per jam, rata-ratakan (mempergunakan Average) kolom radiasinya per jam, misal pukul 06.00 sampai 06.59 dimulai pada pukul 06.00 sampai akhir setiap hari/tanggal pada pukul 18.00 sehingga total ada 12 data rata2 per jam rad pada setiap hari. Untuk mempermudah gunakan formula average tersebut disebelah kanan dari data radiasi, dicontohkan pada gambar 2.
  8. Data rataan per jam tersebut apabila ditampilkan pada grafik dapat dilihat seperti gambar 3.
gambar 1

gambar 2

gambar 3

Monday, September 19, 2016

Tahun Depan Australia Bangun 12 PLTS Baru

Badan Energi Terbarukan Australia (ARENA) mengatakan pembangunan 12 pembangkit listrik tenaga matahari baru di Australia akan meningkatkan kemampuan nasional Australia dalam memproduksi listrik skala besar dengan memanfaatkan tenaga surya di Australia hingga 3 kali lipat.
Badan yang didanai pemerintah federal Australia ini mengumumkan investasi senilai $92 juta untuk pembangunan 6 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Queensland, 5 di New South Wales dan satu di Cervantes, Australia Barat.

ARENA mengatakan proyek ini akan meningkatkan kapasitas listrik tenaga surya Australia berskala besar dari 240 megawatt menjadi 720 megawatt, yang akan cukup menyediakan energi listrik bagi 150.000 rumah tangga rata-rata di Australia. Badan ini mengatakan proyek ini juga diharapkan dapat menjadi kunci pembuka bagi hampir $1 miliar investasi komersil dan meningkatkan perekonomian regional Australia.

PLTS terbesar akan dibangun di wilayah Darling Downs, Queensland dan akan mampu menghasilkan tenaga listrik lebih dari 110 megawatt. Lokasi PLTS lainnya di Queensland meliputi Dalby, Longreach, Oakey, Kidston, Collinsville dan Whitsundays. Kelima lokasi di New South Wales meliputi Parkes, Manildra, Griffith, Dubbo dan Glen Innes.

Menteri Energi Queensland, Mark Bailey mengatakan ini merupakan hari yang bersejarah. "Hari ini adalah awal dari industry baru di Queensland, dengan ke-6 proyek PLTS ini – proyek setengah lusin yang lumayan, demikian saya menyebutnya,” katanya. "Pemerintah saya berjanji untuk membangun industri energi terbarukan skala besar, untuk bertindak atas perubahan iklim sekaligus menciptakan lapangan kerja baru dan diversifikasi ekonomi kita. "Saya bangga bahwa PLTS terbesar di Australia sekarang akan berlokasi di Darling Downs, dan itu berarti dua dari tiga PLTS terbesar Australia akan berlokasi di Queensland. "Kita sudah beralih dari hanya negara bagian yang selalu disinari matahari menjadi negara bagian tenaga surya,” "Itu artinya lebih dari setengah miliar dollar investasi akan datang ke Queensland, dan itu artinya juga akan tercipta lebih dari 500 pekerjaan di tingkat regional, dengan ratusan pekerjaan tidak langsung.” Bailey mengatakan proyek ini akan menghasilkan tenaga listrik terbarukan yang cukup untuk mengalirkan listrik ke lebih dari 120.000 rumah.

Empat proyek di Queensland juga telah berhasil mendapatkan dukungan dari Pemerintah Negara Bagian melalui kontrak pendapatan jangka panjang. Simon Kidston, dari Kidston Solar Project, di barat laut Townsville, mengatakan pembangunan pabrik 50 megawatt ini akan dimulai pada bulan Februari. "Kami sangat senang mengatakan bahwa pembangunan ini akan selesai pada 2017," katanya. "Kami sedang melihat jendela pembangunan dalam periode 9 – 10 bulan dengan jendela komisi dua bulan, sehingga tahun depan kita akan sudah memiliki pabrik PLTS yang sudah bisa beroperasi penuh dan memompa energi bersih ke jaringan Queensland. "Kami sedang mengembangkan Hub Kidston Energi Terbarukan dan itu terdiri dari sebuah PLTS yang sangat besar tetapi terintegrasi dengan proyek penyimpanan pompa air. "Alasan mengapa hal ini penting adalah karena pompa penyimpanan air bertindak sebagai baterai yang berbiaya sangat rendah dan efisien yang dapat menyimpan tenaga surya."

Sumber: ABC Radio Australia

PLN Tanda Tangani Jual Beli Energi Listrik Tenaga Surya

KUPANG -- PLN menandatangani dua perjanjian pembelian energi listrik berbasis surya. Perjanjian pertama dilakukan antara PLN dengan PT Global Karya Mandiri untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 1  Megawatt peak (MWp) Atambua. Kedua, perjanjian dengan PT Indo Solusi Utama untuk pembangunan pembangkit listrik swasta (IPP) PLTS 2 x 1 MWp Ende-Ropa-Maumere.

Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh General Manager PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Richard Safkaur bersama Komisaris PT Global Karya Mandiri, Raden Kartono dan Direktur Utama PT Indo Solusi Utama, Rici Candra Perwira. Proyek PLTS Atambua berlokasi di Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu. Sementara PLTS Ende-Ropa-Maumere berlokasi di 2 tempat yaitu Desa Popanda, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende dan Desa Wairbleler, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.

Kerjasama jual beli listrik ini mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2013 yang memberikan penugasan kepada PLN untuk  membeli listrik dari PLTS tersebut. PLTS Atambua dan PLTS Ende-Ropa-Maumere saat beroperasi optimal mampu menghasilkan energi listrik sebesar 4.152.500 kWh/tahun atau sebanding dengan 1.162.700 liter solar/tahun. Dengan harga bahan bakar minyak Rp 5.019 atau sebesar Rp. 5.84 milyar/tahun. Listrik yang dihasilkan PLTS Atambua dan PLTS Ende–Ropa-Maumere akan disalurkan melalui jaringan distribusi 20 kilo Volt (kV).

Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri mengatakan dengan perkembangan beban listrik di Indonesia khususnya di NTT, maka pertumbuhan investasi di NTT juga cukup tinggi. Untuk itu diharapkan dua PLTS tersebut segera selesai dan bisa segera dimanfaatkan untuk menambah pasokan sistem kelistrikan di NTT.

Menurut dia, penambahan pasokan listrik tentu bisa menjadi katalisator pembangunan ekonomi di NTT, selain itu pemanfaatan tenaga surya juga merupakan bukti komitmen PLN dan para pemangku kepentingan dalam rangka pengurangan emisi dan peningkatan energi baru terbarukan.

“Untuk itu kami sangat berharap komitmen PT Global Karya Mandiri dan PT Indo Solusi Utama untuk langkah-langkah kedepan dan progres proyek ini dapat terlaksana sesuai rencana dan ada hasil”, tutur Machnizon.

Pekerjaan pembangunan PLTS Atambua dan PLTS Ende - Ropa - Maumere hingga mampu beroperasi secara komersial (Commercial Operating Date/COD) ditargetkan maksimal 18 bulan sejak pendatanganan perjanjian pembelian energi listrik.

Kementerian ESDM Groundbreaking PLTS Bali

Sebagai tindak lanjut terpilihnya Bali menjadi Center of Excellence (CoE) energi bersih Kementerian ESDM melakukan pemasangan sistem Smart Grid pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kantor Gubernur Bali, pada Jumat (16/9) yang peletakan batu pertamnya dilakukan langsung oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Gubernur Pastika menyambut baik atas terealisasinya pekerjaan pengembangan sistem smart grid sebagai langkah awal upaya Pemprov Bali menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Menurut Pastika, hal tersebut sejalan dengan program Bali Mandara untuk mewujudkan Bali Green Province.

Mengutip laman humasbali.go.id, Senin (19/9), Gubernur Pastika mengungkapkan bahwa hal ini bak gayung bersambut karena dari dulu kita sebenarnya ingin mewujudkan Bali Green Province yang terdiri dari Green Culture, Green Economy, Green Regulations. Nah yang saat ini kita lakukan adalah Green Economy yaitu meliputi energi yakni energi terbarukan agar tidak lagi menggunakan diesel ataupun batubara.

Pemerintah Provinsi Bali akan memulai penggunaan PLTS dan diharapkan instansi pemerintahan lainnya bisa mengikutinya. Kedepan Bali yang kaya akan sinar matahar, akan beralih ke matahari ataupun energi lainnya seperti sampah.

Pemprov Bali berharap wilayahnya dapat mandiri secara energi, dan energi tersebut adalah energi ramah lingkungan. Untuk mewujudkan itu, semua diesel harus diganti menjadi gas dan EBT.
Sekretaris Badan Litbang Kementerian ESDM Republik Indonesia Wawan Supriatna mengungkapkan alasan dipilihnya Bali sebagai Center of Excellence (CoE) energi bersih karena Bali merupakan daerah kunjungan dan menarik bagi wisatawan, ukuran pulau dan lokasi strategis, infrastruktur telah dibangun serta semangat dan kepemimpinan yang tinggi dari pemerintah dan masyarakatnya.

Dengan dikerjakannya pembangunan PLTS di Bali ini sesuai KEPMEN ESDM No 4421.K/20/MEM/2015 tentang Penetapan Provinsi Bali Sebagai Kawasan Nasional Energi Bersih, Kesepakatan Bersama antara Kementerian ESDM dan Pemerintah Provinsi Bali serta Nota Kesepahaman antara Balitbang ESDM dan Universitas Udayana.

Tindak lanjut dari penetapan ini  adalah  pengembangan potensi EBT Bali agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Bali secara berkelanjutan. Program ini dikembangkan sebagai bagian dari upaya percepatan pencapaian target pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional, sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Smart Grid System merupakan Konsep Tata Kelola energi listrik yang mampu mengakomodir peran pembangkit listrik kecil EBT secara optimal, dimana komunikasi terjadi dua arah antara produsen listrik serta konsumennya dan merupakan  gabungan teknologi, informasi, dan komunikasi pada system tenaga listrik yang sudah ada, serta bertujuan untuk menghemat atau meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga listrik.

Bangun PLTS di Tiga Kampung, Distamben Jajaki Kerja Sama dengan MCA Indonesia


Untuk memenuhi kebutuhan listrik di kampung-kampung pedalaman, Pemkab Berau bekerja sama dengan Millenium Challenge Account Amerika (MCA) Indonesia dan Akuo Energy, akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di perkampungan.

Disampaikan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Berau, Mappasikra Mappaseleng, kerja sama tersebut jadi salah satu program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik di kampung-kampung yang belum terjangkau pelayanan kelistrikan.

“Kita undang mereka (MSA Indonesia, Red) untuk bekerja sama dan membantu dalam pemenuhan energi listrik di perkampungan. Dengan kerja sama inilah, diharapkan dapat mencapai tujuan untuk menerangi seluruh daerah yang belum teraliri listrik, terutama perkampungan yang masih jauh akses jaringan listrik dari PLN,” ujarnya.

Setelah dilakukan peninjuan serta pemantauan, terpilih empat kampung awal yang akan dibangunkan PLTS. Yakni, Kampung Merabu, Teluk Sumbang, Long Beliu, dan Balikukup.

“Dalam perjalanan survei lapangan, hanya Balikukup yang punya keterbatasan lahan untuk pemasangan PLTS. Karena pada dasarnya, lahannya harus hibah, dan untuk pemasangan PLTS, kepala kampung dan masyarakat harus menyediakan lahan seluas dua hektare,” ujar Mappasikra.

Saat ini, pihaknya masih menunggu persetujuan MCA. Jika disetujui, maka pembangunan secepatnya dilakukan.

“Dalam waktu dekat, kami akan melakukan pertemuan kembali untuk membicarakan kelanjutan pembangunan PLTS untuk tiga kampung di wilayah Berau, karena di Balikukup terbentur persoalan keterbatasan lahan,” jelasnya.

Untuk kapasitas energi listrik tiap kampung berbeda-beda, sesuai kebutuhan kampung. Di Merabu misalnya, kebutuhannya sebesar 605 kW, Long Beliu 821 kW dan Teluk Sumbang 205 kW.

Untuk pengerjaannya juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Konstruksinya saja membutuhkan enam bulan. “Jadi target penyelesaiannya sekitar dua tahun, karena hanya konstruksi saja. Masih banyak perihal yang harus dilengkapi,” terangnya.

Mudahan dalam pertemuan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, MCA Indonesia memberi kepastian terkait pembangunan PLTS di tiga kampung dari empat kampung yang diusulkan.

“Karena pembangunan ini diharapkan, selain bisa sebagai penerangan dan fungsi lainnya, diharapkan juga agar tiap kampung dapat berkembang dengan maju, diiringi dengan perekonomiannya. Karena, PLTS ini hanya 20 tahun saja, jadi masyarakat harus memanfaatkan sebaik mungkin untuk menggali potensi yang ada untuk peningkatan perekonomian mereka,” tandasnya. 

Manokwari, Siap-siap Bercahaya dengan Proyek PLTS


JAKARTA--Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan 24 proyek di ESDM untuk tahun anggaran 2016.  Termasuk proyek strategis dengan nilai kontrak cukup besar yaitu Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLT) berkapasitas 2 MW di Manokwari, Papua Barat. Proyek ini dikerjakan salah satu BUMN, yaitu  PT LEN Industri.  Dirut PT LEN Industri Abraham Mose yang ditemui usai acara tersebut mengatakan bahwa proyek pembangunan PLTS 2 MW Manokwari yang ditandatangani memiliki nilai kontrak sebesar Rp 57,6 Miliar

"Ini adalah proyek strategis di mana nilainya proyek untuk PT LEN pembangunan PLTS ada Rp 388 Milyar dan yang akan di bangun di manokwari PLTS 2 MW nilainya Rp 57,6 Miliar," ujar Abraham.

Ia menargetkan pembangunan PLTS di ujung timur wilayah Indonesia itu akan selesai kurang dari satu tahun. "Pengerjaan PLTS Manokwari ditargetkan akan memakan waktu 240 hari kerja, bahkan bisa dipercepat seperti proyek-proyek PLTS lainnya yang kami kerjakan," kata Abraham.

Selain membangun PLTS di Manokwari, Abraham mengatakan pihaknya juga telah mengerjakan pembangunan PLTS di Kupang, NTT. Berbeda dengan yang ada di Manokwari, PLTS Kupang berdaya  5 MW.

Ia menambahkan, selain di Manokwari, pembangunan PLTS akan terus dilakukan pemerintah sebagai upaya mengatasi krisis listrik khususnya di wilayah yang masih tergolong sebagai daerah tertinggal.

"Akan terus dibangun dan memang Pak Presiden menargetkan agar wilayah-wilayah yang selama ini mengalami  krisis listrik tidak lagi terjadi," pungkas Abraham.

sumber: jpnn.com

PLTS 15 KW Berfungsi di Paya Tampah


Aceh Tamiang. Warga transmigrasi lokal (translok) yang berada di Kampung Paya Tampah, Kecamatan Karang Baru, kini sudah dapat menikmati jaringan aliran listrik, meski satu tahun lamanya warga yang sudah menempati kawasan tranmigrasi baru dapat penerangan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

PLTS berkapasitas 15 kilowatt telah selesai dibangun pemerintah pada Desember lalu, saat ini sudah dapat difungsikan dan dimanfaatkan sedikitnya 50 keluarga transmigrasi lokal guna memenuhi kebutuhan penerangan.


"Diharapkan dengan adanya penerangan terbaru ini dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan taraf hidup serta mendukung kegiatan pendidikan," kata Bupati Aceh Tamiang H Hamdan Sati dalam sambutannya saat meresmikan PLTS tersebut, Kamis (14/1).

Perkembangan pemakaian energi listrik dari sumber bahan bakar disadari mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya, energi listrik terbarukan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

"Fasilitas yang ada saat ini harus dijaga dengan rasa memiliki, sehingga tanggungjawab bersama menjadikan Kampung Paya Tampah lebih maju," ujar Hamdan.

Bupati juga menginginkan warga translok mampu menjadikan lahan yang terhampar luas sebagai lumbung pangan. "Menjadikan Kampung Paya Tampah mewujudkan kemandirian sebagai kawasan agrowisata yang dapat mendatangkan konsumen lokal maupun luar daerah," harapnya.

Sementara Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh Tamiang Muhammad Zein mengatakan, PLTS yang telah selesai dibangun merupakan program pemerintah pusat dalam pengembangan dan pemanfaatan energi, dilengkapi panel surya sebanyak tiga unit, batere, rumah batere, ornamen, tiang lampu, serta power anti petir.

Selanjutnya untuk pengelolaan dan pengoperasiannya, pemerintah kabupaten akan merekrut sejumlah warga yang nantinya diberikan pendidikan dan pelatihan.
"Petugasnya nanti yang akan menangani bila terjadi kerusakan sewaktu-waktu," ujarnya.

Sedangkan Camat Karang Baru Tri Kurnia mengatakan, dengan adanya aliran listrik menjadi motivasi warga translok mewujudkan kawasan agrowisata.
"Tanami pohon-pohon yang bernilai ekonomis, dan gerakkan sektor ekonomi masyarakat dengan program strategis melalui dana desa," serunya.

Camat menganjurkan, dengan dana desa warga melakukan gerakan, seperti membentuk BUMK dan investasi lain, sehingga tidak ada lagi warga miskin."
Turut hadir dalam peresmian PLTS tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobduk Aceh Kamaruddin Andalah, Kepala Bappeda Aceh Tamiang Adi Darma, Asisten II Setdaakab Azwardi, Assiten III Admintrasi Amiruddin, dan sejumlah kepala SKPK.

sumber: medanbisnisdaily.com